Sabtu, 08 Agustus 2015

Pengantar Manufaktur Tekstil

1.        PENGANTAR  MANUFAKTUR  TEKSTIL
Manufaktur                                 dari  manufacture, berasal dari  bahasa latin manufactus  : made by hand, tetapi kata manufacture sekarang berarti membuat sesuatu secara massal dengan mesin.
Tekstil                                         dari  : textiel (belanda) atau textile (inggris); turunan dari : texere (latin)awalnya berarti kain tenun, namun kemudian istilah ini berlaku untuk setiap produk  dari serat, filamen atau benang baik alam maupun buatan. Manufaktur tekstil  berarti pembuatan tekstil .
2.        PEMBUATAN TEKSTIL SECARA GARIS BESAR

3.        PENGERJAAN AWAL PENYEMPURNAAN (PRE-TREATMENT)
4.        PENGERTIAN SERAT
Serat adalah suatu unit bahan yang ditandai oleh panjangnya paling sedikit ratusan kali diameternya  atau lebarnya, dan dapat dipintal menjadi benang atau dibuat menjadi kain dengan penyilangan atau berbagai cara lainnya.
Serat bisa dibagi menjadi dua kelompok , yakni :
  Serat alam  : dari binatang, tumbuh-tumbuhan, dan mineral
  Serat buatan : dari polimer alam, polimer sintetik, dan lainnya.
5.        PENGERTIAN BENANG
Benang adalah istilah generik untuk berkas serat kontinyu dalam bentuk yang sesuai atau cocok untuk proses pertenunan, perajutan, atau silangan (interlacing) lainnya guna membentuk kain atau untuk tujuan tertentu lainnya. proses membuat benang dilakukan dengan cara memberi puntiran atau antihan (twist) kepada rangkaian berkas serat yang relatif sejajar sehingga terbentuk struktur yang koheren dan panjang. proses membuat benang  dikenal sebagai proses pemintalan (spinning).
6.        PEMINTALAN BENANG STAPEL (UNTUK SERAT KAPAS)


7.        TAHAP-TAHAP PEMINTALAN SERAT BUATAN
§  persiapan cairan pintal (spinning fluid, spinning dope)
§   pemintalan
v   pemintalan leleh (melt spinning)
v   pemintalan basah (wet spinning)
v   pemintalan kering (dry spinning)
  - ekstrusi cairan pintal melalui spinneret
  - pemanjangan cairan sangat pekat  menjadi
    filamen 
  - pemadatan bahan polimer
  - penggulungan filamen
§   pengerjaan mekanis dan atau kimia untuk memperbaiki
mutu serat



8.        UKURAN BENANG
Ukuran benang tidak dinyatakan oleh besarnya diameter, tetapi ukuran benang dinyatakan dengan nomor dalam dua cara, yakni cara langsung dan cara tidak langsung.
·         cara langsung
Semakin berat benang per satuan panjang maka  ukurannya semakin besar. jadi ukurannya  berbanding lurus dengan  beratnya. tEX dan dENIER adalah ukuran benang dengan cara langsung
·         cara tidak langsung
Semakin panjang benangnya per satuan berat maka ukurannya semakin kecil. jadi, ukurannya berbanding terbalik dengan panjangnya. nE1 dan nM  adalah ukuran benang dengan cara tidak langsung.
ukuran serat juga bisa dinyatakan dengan cara yang sama seperti ukuran benang.

9.        PENGELOMPOKAN BENANG
Ø  Berdasarkan jenisnya : benang staplebenang tenunbenang teksturbenang filamen, benang rajutbenang fancy.
Ø  Berdasarkan arah dan jumlah twistnya : benang twist z (kanan)benang twist rendahbenang twist tinggibenang twist s (kiri), benang twist sedang .
Ø  Berdasarkan banyaknya benang pembentuknya : benang tunggalbenang rangkap,tambang (cordage)tali  (rope).
10.     PENGERTIAN KAIN
        Kain adalah hasil pengerjaan terhadap kumpulan serat dan atau benang menjadi satu struktur yang mempunyai luas permukaan sangat besar dibandingkan dengan ketebalannya, dan mempunyai kekuatan yang memadai untuk membuat struktur tsb. memiliki kohesi dan kelenturan.
Prinsip dasar pembuatan kain adalah membuat  silangan (interlacing) serat atau benang sehingga membentuk struktur lembaran yang koheren dan fleksibel.
pembuatan kain dapat dilakukan dengan cara :
v  menenun (weaving)
v  merajut (kniting)
v  nonwoven
v  metode lain
11.     PERTENUNAN
        Proses menenun adalah proses membentuk suatu anyaman dari dua macam benang . anyaman terbentuk dengan menyilangkan benang-benang dengan posisi saling tegak lurus.
Benang-benang yang searah dengan panjang kain disebut sebagai benang lusi (atau benang lungsi, lungsin), sedangkan benang yang melintang ke arah lebar kain disebut sebagai benang pakan.
Agar bisa berfungsi dengan baik selama proses pertenunan, masing-masing benang harus mengalami proses persiapan terlebih dahulu, yakni persiapan pertenunan.
Alat yang digunakan untuk membuat kain tenun disebut mesin tenun (loom, weaving machine).  ada juga peralatan untuk membuat kain tenun yang tidak menggunakan mesin, yakni yang dikenal sebagai alat tenun bukan mesin (atbm) yang digerakkan oleh tenaga manusia.
mesin tenun bisa dikelompokkan menjadi :
v   mesin tenun dengan teropong (shuttle loom)
v   mesin tenun tidak dengan teropong (shuttleless loom
shuttleless loom terdiri dari :
§   jet loom : water dan air jet loom
§   rapier : rigid dan flexible
§   PROJECTILE ATAU GRIPPER
Kain yang dibuat dengan cara menenun dapat dibagi menjadi 3 anyaman dasar, yakni :
v   anyaman polos (plain weave)
v   anyaman keper (twill weave)
v   anyaman satin (sateen weave)
Berdasarkan anyaman dasar ini dapat dibuat anyaman turunannya.
Anyaman-anyaman dasar atau sederhana bisa ditenun dengan menggunakan eksentrik atau cam, sedangkan untuk yang lebih rumit menggunakan alat dobby.
Selain itu, ada kain yang anyamannya bisa dibuat bermotif  atau bergambar dengan menggunakan mesin tenun yang dilengkapi dengan mesin jacquard.
12.     JENIS-JENIS JARUM RAJUT
(a)jarum janggut (spring beard needle)

(b)jarum lidah (latch needle)

(c) jarum  gabungan







Berdasarkan arah deretan jeratannya, mesin rajut bisa dikelompokkan menjadi :
- mesin rajut pakan
- mesin rajut lusi
Berdasarkan posisi jarum-jarumnya, mesin rajut pakan terbagi menjadi :
- mesin rajut datar
- mesin rajut bundar
Berdasarkan jenis anyaman yang dihasilkan, mesin rajut lusi terbagi menjadi :
- mesin rajut lusi raschel
- mesin rajut lusi tricot
- mesin rajut lusi milanese
Kain rajut bisa dikelompokkan menjadi :
- kain rajut pakan
- kain rajut lusi
Kain rajut pakan bisa dibagi menjadi :
- kain rajut sepihak (plain jersey) : kain rajut polos
- kain rajut rangkap (double knit) : kain interlock, rusuk (rib), cardigan.





13.     NONWOVEN
Nonwoven didefinisikan  oleh american standard for testing materials (astm) sebagai struktur tekstil yang dihasilkan dengan pengikatan atau saling-mengunci serat-serat atau keduanya, yang dilakukan dengan bantuan mekanis atau kimia, atau pelarut atau dengan kombinasinya.
Teknologi produksi kain nonwoven mencakup prinsip-prinsip pengikatan atau perekatan lapisan berserat. yang mengarah pada pembentukan struktur dengan karakteristik :
1)       pengikatan serat-serat berdasarkan pada sifat felting wool atau pada kecenderungan serat-serat selulosa atau fibrilating serat sintetis menjadi felt pada sistem proses basah;
2)       pengikatan dengan berkas serat pada needling machine atau pada stitch bonding machine tanpa benang pengikat;
3)       pengikatan dengan sistem benang pengikat pada stitch bonding machine;
4)       pengikatan segmen berdasarkan impregnasi jaringan serat dengan dispersi perekat;
5)       pengikatan aglomerasi berdasarkan pengikatan dengan serat termoplastik, bubuk (powder) atau film;
6)       point binding berdasarkan pengikatan serat multikomponen.

Teknologi produksi kain nonwoven bisa digambarkan secara sederhana terdiri dari langkah-langkah dasar  sebagai berikut :
pembuatan lapisan dasar berserat --à  penguatan--à  finishing  lapisan berserat
lapisan berserat dapat berupa :
Ø  jaringan serat,
Ø   kekusutan serat,
Ø   benang yang diletakkan secara berbeda,
Ø   tekstil yang dilaminasi,
Ø  sistem pipih bukan tekstil.
kain nonwoven bisa dibuat dengan metode :
o    pengikatan secara mekanis, terdiri dari :
ü  sistem saling mengikat serat tunggal
ü  sistem saling mengikat acak
o    pengikatan dengan zat perekat, terdiri dari :
§  pengikatan dengan perekat (larutan atau dispersi)
§  pengikatan dengan campuran fibre suspension dan dispersi perekat
§  penyemprotan perekat
§  impregnasi jaringan serat dgn dispersi atau larutan perekat
§   aplikasi perekatan pola
§   pengikatan dgn perekatan yg menggumpal dingin
§   pengikatan dengan perekat termoplastik
§  laminasi    

14.     TAHAPAN PENYEMPURNAAN TEKSTIL (TEXTILE FINISHING)

15.     PENGERJAAN AWAL PENYEMPURNAAN (PRE-TREATMENT)
Tahapan pre-treatment mencakup serangkaian operasi yang mempersiapkan produk tekstil untuk proses penyempurnaan berikutnya seperti pencelupan, pencapan dan penyempurnaan.  
Operasi ini  bervariasi sesuai dengan jenis   serat, struktur dan juga pada pengolahan berikutnya yang mungkin bergantung pada permintaan pasar, persyaratan pelanggan, pengalaman pekerja, dan ketersediaan mesin.
Tahap pre-treatment umumnya mencakup  :
§  pembakaran bulu (singeing)
§   penghilangan kanji (desizing)
§   pemasakan (scouring)
§   pengelantangan (bleaching)
§   pemerseran (mercerising).

Pengerjaan menghilangkan kanji dilakukan terhadap kain tenun untuk menghilangkan kanji yang ada pada benang lusi. kanji harus dihilangkan karena kain harus menyerap cairan pada proses berikutnya secara homogen.
Pada kain kapas, pemasakan akan menghilangkan bahan lemak, kotoran, lilin, sisa-sisa kanji yang masih ada, dan mempersiapkan bahan untuk bisa menyerap bahan berikutnya.Pemasakan biasanya dikerjakan dalam air lunak yang diberi bahan tambahan lainnya  seperti deterjen, kostik soda, bahan pengemulsi, dll  agar membuat serat mengembang.
Pengerjaan pengelantangan dilakukan untuk menghilangkan kotoran guna mendapatkan warna putih serat.
Merserisasi merupakan bagian dari proses pre-treatment untuk kapas yang bisa dilakukan sebelum ataupun sesudah pemasakan.  tujuan dari proses ini adalah untuk meningkatkan kilau (lustre) dan daya serap. merserisasi juga akan meningkatkan kekuatan dan kemantapan dimensi.
16.     PENCELUPAN
Pencelupan atau proses pemberian warna adalah proses pemasukan zat warna kedalam serat tekstil dan atau penempelan zat warna pada permukaan tekstil yang merata dan sama dengan bantuan air, uap air atau pemanasan kering.
Untuk bisa melakukan pencelupan, diperlukan langkah-langkah berikut ini :
ü  melarutkan atau mendispersikan zat pewarna dalam air,
ü   menyuapkan larutan zat warna ke mesin,
ü   mengalihkan zat warna dari larutan ke serat,
ü   membiarkan zat warna menyusup masuk kedalam struktur serat dan memantapkannya,
ü   mencuci bahan untuk menghilangkan zat warna dari permukaan atau larutan yang tersisa.

ada 2 metode pencelupan, yakni :
§  sistem batch (discontinuous system)  atau  exhaust  dyeing   
§  sistem kontinyu  atau semi kontinyu (pad dyeing)
Proses  pencelupan  pada hakekatnya  adalah suatu  reaksi kimia yang rumit, yang terjadi   antara  zat  warna yang terdispersi  dan zat warna yang terendam  dalam  larutan  celup.
tahap pertama  : pelarutan  atau  pendispersian zat warna.
tahap kedua :  adsorsi  zat warna pada permukaan serat membentuk ikatan kimia.  
tahap ketiga : diffusion  di mana zat warna cenderung menyusup masuk ke serat melalui daerah amorf untuk menyebar secara merata dan mantap.
tahap  empat : migrasi, di mana zat warna harus menyebar  ke  arah lapisan  luar serat, dan bermigrasi ke daerah serat di mana  ada konsentrasi  rendah zat warna. jadi, memantapkan konsistensi warna.
Mesin-mesin yang digunakan untuk pencelupan bisa diklasifikasikan sbb :
berdasarkan bahan tekstil yang diproses :
o    mesin untuk mencelup  stapel atau benang
o      mesin untuk mencelup kain  tenun  dan rajut dalam bentuk rope
o     mesin untuk mencelup  kain dalam bentuk open-width
o     mesin untuk mencelup garmen.
berdasarkan  metode prosesnya  :
Ø  sistem batch (discontnuous)
Ø   sistem semi continuous
Ø  sistem continuous
berdasarkan prinsip  beroperasinya  :
§    sistem cairan yang bersirkulasi
§    sistem yang menggerakkan bahan
§    sistem yang menggerakkan bahan dan zat warna
berdasarkan kondisi proses  :
Ø  sistem yang bisa bekerja dengan tekanan pada suhu  tinggi (autoclave)
Ø  sistem terbuka atau sistem yang beroperasi pada  suhu maksimum 200° c.
17.     ZAT WARNA
beberapa zat warna tekstil :
o    zat warna asam : digunakan dalam suasana asam, memiliki daya serap langsung terhadap serat protein dan poliamida.
o    zat warna direk : memiliki daya serap langsung terhadap serat selulosa (zw substantif),  kadang-kadang untuk serat protein, macam warna banyak, tetapi tahan luntur warnanya kurang baik
o    zat warna belerang : digunakan untuk serat selulosa, tahan luntur warna baik, biaya rendah, biasanya warna-warna suram.
18.     METODE PENCAPAN
pencapan langsung (direct  printing)
metode pencapan langsung ini  mencakup langkah-langkah : pencapan, pengeringan, pemberian uap, dan pencucian.
pada pencapan yang tidak langsung, warna  motif pencapan yang diinginkan muncul karena  adanya  zat pembantu yang bersifat :
         merintangi fiksasi,
         merusak zat warna, atau
         merusak serat  yaitu pencapan rusak (etsa atau discharge)


19.     LAIN-LAIN
resist printing
pada resist printing,  bahan hidrofobik (bisa kanji, tanah liat atau lilin) atau pasta cap digunakan untuk melapisi bagian-bagian tertentu pada kain sehingga mencegah kain di bagian tersebut menyerap zat warna pada saat kain dibenamkan kedalam  cairan celup.
transfer printing
pencapan  alih  atau transfer  printing, yaitu pencapan yang dilakukan  pada kertas kemudian dialihkan  pada  bahan tekstil dengan bantuan  panas.
pencapan rambut (flock printing)
pencapannya  menggunakan serat yang ditaburkan pada permukaan bahan tekstil yang telah dilapisi perekat dengan  menggunakan  kasa  atau  rol.
penggunaan  akhir produk tekstil akan bergantung pada banyak  aspek : daya pakai, pegangan, daya tahan mekanis, kemampuan basah, kemampuan berubah bentuk, tahan api, dan banyak lagi lainnya.
tujuan proses penyempurnaan
Ø  penyempurnaan untuk memperbaiki tampilan dan pegangan
Ø  penyempurnaan untuk menambah keawetan
Ø  penyempurnaan untuk  mempermudah perawatan
Ø  penyempurnaan untuk menambah daya pakai
penyempurnaan yang memberikan nilai keindahan (estetika) kain, antara lain  :
§  optical brightening  (optical bleaching).
§   calender finish.
§   glazed finish.
§  embossing.
§  napping  atau sueding.
penyempurnaan yang memberikan kenyamanan :
o    peningkatan daya serap (absorbent finish).
o     anti statik.
o    water  repellent  finish.
o     waterproof finish.
penyempurnaan yang meningkatkan kinerja kain  :
·         crease resistant finish.
·          shrink-resistant finish
·         durable press finish
proses pembuatan pakaian jadi secara massal pada umumnya dilakukan dengan urutan sbb. :
v  penerimaan pesanan (order) : bisa datang dari luar perusahaan atau datang dari internal perusahaan (dari departemen pemasaran).
v  pembuatan sampel : sampel dibuat  untuk mendapatkan contoh produk yang sesuai dengan permintaan.
v  pembuatan pola  : ada dua cara pembuatan pola, yakni : 1). menyempurnakan pola sampel guna memenuhi spesifikasi perusahaan, atau 2). membuat pola baru sama sekali dari sampel yang diterima.
v  grading : yakni proses untuk meningkatkan atau menurunkan ukuran sampel dari pola.
v  pembuatan marker  : susunan pola-pola yang ditata pada kertas plotter dengan panjang tertentu untuk dapat memperoleh pemakaian kain sehemat dan seefisien mungkin.
v  gelar-susun kain  : adalah proses  penggelaran kain di atas meja.
v   pemotongan  : pemotongan dengan menggunakan gunting atau pisau akan mengikuti pola yang ada pada marker.
v   bundling  : tumpukan kain dipilah-pilah kemudian diikat-ikat menjadi bundel-bundel dan masing-masing diberi sticker dengan nomor untuk menghindari tercampurnya akuran atau warna.
v   penjahitan  :  pada tahap ini komponen-komponen pakaian digabungkan atau dirakit dengan dijahit menjadi sebuah pakaian utuh.
v  finishing  : pakaian yang telah selesai dirakit, kemudian diperiksa  mutunya yang mencakup :  ketepatan ukuran, kerapihan jahitan, kelengkapan dan posisi  aksesoris, dan kebersihan produk.  penyempurnaan akhir dilakukan dengan penyeterikaan dan pengemasan, kemudian siap untuk dikirim ke pemesan.
.














1 komentar: